Belajar dengan konsep mudah dipahami

Pemikiran Raymond Williams

Apakah Kebudayaan Hanya Milik Kaum Elite?
Dalam kajian Sosiologi Kebudayaan, salah satu tokoh yang menjadi peletak dasar definisi kebudayaan pada abad ke-20 adalah Matthew Arnold. Arnold mendefinisikan kebudayaan sebagai suatu hal terbaik yang dipikirkan dan dikatakan di dunia ini oleh manusia. Definisi kebudayaan tersebut memiliki keterkaitan erat dengan dunia sastra sebagai bentuk interpretasi tulisan berbagai hal terbaik yang dikatakan manusia. Definisi tersebut diperkuat oleh Leavis yang menyebutkan bahwa kebudayaan sebagai titik tertinggi peradaban manusia yang diminati oleh kaum elite. Leavis menambahkan bahwa kebudayaan memiliki tugas untuk melakukan seleksi budaya manakah yang termasuk ke dalam budaya tingkat tinggi (elite), dan manakah yang termasuk ke dalam budaya tingkat rendah (masyarakat biasa). Budaya memiliki standar tertentu yang sudah ditetapkan sedemikian rupa untuk melakukan seleksi tersebut. Sehingga, dari pemikiran kedua tokoh ini kemudian dikenal dua bentuk kebudayaan, yaitu: kebudayaan tinggi (elite) dan kebudayaan rendah.

Pandangan kebudayaan menurut Arnold dan Leavis ditentang oleh Raymond Williams. Williams mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut: “culture as ordinary life” (budaya sebagai kehidupan sehari-hari manusia). Artinya, segala aspek kehidupan manusia, baik dalam rupa tindakan, benda-benda material, ide/gagasan, maupun pemikiran manusia termasuk ke dalam kebudayaan. Mulai dari hal yang bersifat remeh-temeh, sampai pada hal-hal yang bersifat kompleks dan berpengaruh besar bagi kehidupan manusia termasuk ke dalam kebudayaan. Tidak ada lagi bentuk pembedaan kebudayaan tinggi ataupun yang disebut sebagai kebudayaan rendah dalam pemikiran Williams. Dari definisi Raymond Williams tersebut, segala aspek kehidupan manusia tadi dapat dimaknai juga sebagai suatu gejala kebudayaan, yaitu bentuk representasi dan praktik kehidupan sehari-hari yang dapat diamati maupun dipelajari oleh masyarakat. Kebudayaan menurut Williams juga dapat menumbuhkan semangat demokratisasi budaya, artinya setiap manusia dapat menjadi sebagai kreator kebudayaan di masyarakat.
Williams pun memaparkan dua aspek yang terkandung dalam suatu kebudayaan. Pertama, kebudayaan sebagai suatu makna dan tujuan yang sudah diketahui di mana setiap orang dididik di dalamnya. Artinya, kebudayaan perlu disosialisasikan dan diinternalisasikan dari satu generasi ke generasi selanjutnya agar kebudayaan manusia tetap lestari. Setiap individu diajarkan beragam kebudayaan yang dapat memengaruhi kehidupannya sehari-hari melalui pendidikan, keluarga, dan sebagainya. Kedua, kebudayaan sebagai suatu makna baru yang ditawarkan dan diuji di dalamnya. Artinya, dibutuhkan inovasi dan kreativitas untuk membentuk suatu kebudayaan baru di masyarakat dan perlu diujicobakan dalam kehidupan masyarakat. Dari situ, kebudayaan akan diseleksi lebih lanjut oleh masyarakat untuk dapat dilestarikan ke dalam generasi selanjutnya. Oleh karena itu, standar kebudayaan tetap diperlukan dalam kehidupan masyarakat agar pemikiran inovatif dan kreatif yang dimiliki setiap individu dapat diaplikasikan secara maksimal dan menyeluruh.

Enam Aspek Eksplorasi Budaya (Raymond Williams)
Untuk memperkuat argumentasi Williams mengenai kritik budaya elite menurut Matthew Arnold dan Leavis, Williams memaparkan bahwa representasi kebudayaan manusia memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Diperlukan kriteria tertentu agar kajian tentang kebudayaan dapat terstruktur dengan baik. Williams setidaknya mengklasifikasikan enam kategori yang dapat digunakan dalam mengeksplorasi suatu kebudayaan yang berkembang di masyarakat, yaitu: (1) konteks atau alat institusi produksi yang digunakan (misalnya: rumah produksi, label rekaman, dan sebagainya); (2) bentuk atau mazhab gerakan produksi kebudayaan (misalnya: genre musik, aliran novel, dan sebagainya); (3) cara produksi budaya; (4) identifikasi dan bentuk spesifikasi produk budaya; (5) reproduksi dalam konteks ruang dan waktu (berkaitan pada aspek temporal kebudayaan); dan (6) organisasi yang terlibat.

sumber : https://sosiomagis.wordpress.com/2018/03/17/kritik-budaya-elite-dan-eksplorasi-budaya-dalam-sosiologi-kebudayaan/ 

Related : Pemikiran Raymond Williams

0 Komentar untuk "Pemikiran Raymond Williams "

Silahkan

*Kritik & Saran

*Diskusi

*Bertanya

*Centang BERITAHU SAYA